Ketika kau lihat aku sendirian, jangan kau datang dan mendekatiku. Biarkan aku merenung dan melanjutkan doaku, harapan-harapan kosong yang tak pernah usai. Aku akan mencari teman saat aku membutuhkan, dan aku akan memisahkan diri ketika aku sedang ingin sendirian. Meski kau lihat aku diam, namun dalam hati aku berteriak...
Ketika kau tak mendengar suaraku, ketika aku diam dan tak berniat membalas ucapanmu, ketahuilah bahwa aku sedang berbicara dengan hatiku. Menenangkan cemasnya yang takkan pernah kau mengerti sampai kapanpun. Sekeras apapun kau mencoba..
Ketika aku tersenyum, engkau tak pernah tahu, bahwa aku sedang membangun sebuah dinding yang kokoh, sedikit demi sedikit dengan senyum itu. Dinding yang kuharap cukup untuk menahan satu kepedihan yang niscaya akan datang kepadaku, suatu hari nanti. Kepedihan yang telah dijanjikan, tanpa kuasa aku menghindar...
Ketika aku tertawa, aku sedang memperkuat dinding itu dengan harapan. Namun ternyata tak jua cukup, sebab selalu ada kepalsuan disana. Tawaku tak sempurna, ada kerapuhan dibaliknya. Selalu ada yang disembunyikan, selalu ada yang melukai kebahagiaan tiap kali ia datang...
Dan ketika aku menangis, bukan karena aku bersedih. Tapi karena aku takut, takut kehilangan apa yang selama ini kuperjuangkan. Aku telah cukup bahagia dalam rahasia, kebahagiaan sejati yang terbelenggu, yang kutunggu dan akhirnya kutemukan. Aku berjuang keras seumur hidupku, aku telah berusaha. Hingga derita demi derita mendewasakanku, dan menjadikanku kuat dalam kerapuhan. Aku menangis bukan karena kalah, namun karena aku berpasrah..
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar